Minggu, 27 Februari 2011

Brotherhood of Teror-national geographic Chanel-

Saya melihat tayangan national geographic chanel (NGC) mengenai perjalanan Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir.  Dimana dalam ending tayang tersebut menggambarkan bahwa IM telah menginspirasi gerakan-gerakan radikal di dunia termasuk Al-Qaeda.  Terlepas dari kontroversi apakah IM memang menjadi inspirator perkembangan pergerakan Islam modern saat ini, adalah sesuatu yang pasti akan selalu terjadi  perubahan darimana pun asalnya.  IM hanyalah sebagian fenomena perubahan yang terjadi di dunia modern abad 20 dan 21 ini. Ada pula tokoh perubahan lainnya (di luar kontroversinya) yaitu Mao Tze Tung, Ho Chi Minh, Karl Max, Anwar Ibrahim, Amin Rais, Lee Kwan Yu, Soekarno dll. 

Menarik melihat tayangan di NGC mengenai IM, dimana tokoh-tokohnya yang terkenal seperti Sayid Kutub (sang ideolog IM), Abdullah Azzam dan bahkan Syek Ahmad Yassin berjuang melawan penindasan versinya mereka.  Barat dan westernisasi digambarkan sebagai pilar setan dan kafirin ( mereka lupa, dunia arab dan timur tengah juga banyak diktator yang sifatnya tidak lebih buruk dari setan).   Inspirasi IM telah merebak ke negara-neraga Islam lainnya seperti Indonesia, Malaysia dan juga di negara-negara Timut Tengah.  Saya ingat ketiga saya dulu ikut kajian-kajian ke-Islaman di bangku sma dan universitas, para "murabhi" nya menolak dengan tegas bahwa apa yang diajaran meraka tidaklah sama dengan IM. Atau dengan kata lain tidak ada hubungan antara IM dengan gerakan kajian Islam yang saya ikuti saat itu.  Tetapi, buku-buku yang disarankan untuk dibaca dan pengidolaan tokohnya (lucunya) adalah keluaran dan tokoh-tokoh IM.  Saya juga tidak bodoh-bodoh amat untuk menganalisa.  

Beberapa tahun kemudian tepatnya di tahun 1998, kelompok-kelompok kajian ke Islaman tersebut berubah menjadi partai Islam baru yaitu Partai Keadilan (PK) yang kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).  Memang, ada alasannya juga kenapa kalompok pengajian yang saya ikuti dulu menolak untuk dikaitkan dengan IM....ya, karena IM adalah haram di Mesir, sama seperti PKI yang haram di Indonesia dan juga Nazi di Jerman.  Mungkin karena alasan keamanan para murabhi tersebut mewanti-wanti terhadap saya dan pengikutnya yang lain bahwa "kita" tidaklah sama dengan IM.

Membaca di detik.com bahwa PKS mempunyai mimpi untuk menjadi partai tiga besar di tahun 2014 adalah sesuatu yang cukup ambisius.  Saya melihat (sebagai orang yang dulu pernah ikut kajian Islam ala IM dan PKS), bahwa target tersebut sulit rasanya untuk dicapai.  Saya ingat sewaktu pemilu tahun 1999, dimana dengan ambisiusnya, para petinggi partai termasuk teman-teman sepengajian menyatakan bahwa kita pasti akan mendobrak dominasi partai-partai besar dan meraih 20 persen suara.  Nyatanya PK malah tidak masuk ke dalam jajaran besar partai, malah kita dipaksa merubah nama karena aturan perolehan suara yang tidak mencukupi. Saya perkirakan, PKS pun akan mengalami hal yang sama, yaitu tidak mendapatkan targetnya.  Saya punya alasan tersendiri:
1.  PKS bukanlah partai liberal atau moderat, dia adalah partai Islam, sehingga sulit rasanya untuk meraih suara populasi terbesar di Indonesia yaitu orang-orang moderat;
2.  Kelakuan para tokoh partai di acara-acara dialog teve yang hanya bisa ngomong saja dan tidak jauh bedanya dengan partai-parati lainnya.  Sebut saja fachri hamzah yang ngomong terus tanpa mikir....sebel pula awak neh melihat dia....  Katanya kader partai Islam hebat kok kayak ngono;
3.  Tokoh-tokoh PKS di DPR ada pula yang berurusan dengan hukum. Sebut saja Adang Darajatun yang isterinya si Nunun itu disinyalir sebagai makelar pada pemilihan Gubernur Senior BI, Miranda Goeltom dan Misbakhun yang terkena kasus Century...wah ternyata podo wae ya...
4.  Jargon jujur dan bersih yang dikumandangkan seperti adzan oleh para kader PKS sepertinya malah menajdi olok-olok di kalangan lawan politik bahkan di masyarakat.  Toh nyatanya kader PKS di lingkaran kekuasaan (baca: eksekutif dan legislatif, baik pusat maupun daerah) juga malah tidak jujur dan tidak pula bersih;
5.  Masyarakat sudah bosan dengan politik, maka saya perkirakan pemilih fanatik dari PKS yang notabene adalah kaum intelektual, akan menyadari bahwa PKS sama saja dengan partai lainnya (baca: nggak bersih-bersih amat).

Sudahlah bung...kiranya kita perlu untuk merubah nasib kita sendiri, apalagi saat ini, konsep kepartaian di Indonesia lebih kepada kepentingan sesaat dan politik uang.  Lucu mendengar teman sekantor saya yang katanya dalam Musda PKS disajikan keteladanan dari sosok Soekarno.  Wah permainan apa lagi ini...? Soekarno adalah musuh gerakan Islam pada dekade 60-an dan seorang dikatator pula.  Sekarang malah diagung-agungkan oleh PKS. Seakan PKS ingin mengambil hati kaum anak-anak muda yang sejatinya pemilih PDIP...ha...ha...suara tetap suara...Mudah-muadahan, kebenaran akan muncul dan tidak musti dari partai yang bernuansakan Islam.  Siapa tahu NasDem dapat menjadi jalan bagi keterpurukan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar